download farmakope indonesia edisi 4 tahun 1995

Individual oral therapy with immediate release and effervescent formulations delivered by the solid dosage pen. Wening K, Laukamp EJ, Thommes M, Breitkreutz J. Formulation and evaluation of mouth dissolving tablets of cinnarizine. Patel BP, Patel JK, Rajput GC, Thakor RS. Nanopharmaceutics Innovations in Gene Therapy: Moving Towards Non-Viral and Non-Invasive Delivery Methods. Formulation and evaluation of metformin oro-dispersible tablets. Kamboj M, Goyal S, Rakha P, Arora G, Dureja H, Nagpal M. Effervescent tablet formulation for enhanced patient compliance and the therapeutic effect of risperidone. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Formulation design and optimization of fast disintegrating Lorazepam tablets by effervescent method. Shirsand SB, Suresh S, Jodhana LS, Swamy P V. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology.

Evaluation of the gastric retention properties of a cross-linked polymer coated tablet versus those of a non-disintegrating tablet. doi:10.1002/pdi.606Īgyilirah GA, Green M, duCret R, Banker GS. Drug-delivery products and the Zydis fast-dissolving dosage form. Formulation and evaluation of effervescent tablets: a review. Asam sitrat dan natrium karbonat menjadi kombinasi agen effervescent yang paling sering digunakan. Metode granulasi basah diketahui merupakan metode terbaik dalam formulasi effervescent karena dapat meningkatkan daya alir serta indeks kompresibilitasnya. Dari 21 artikel ini, 16 diantaranya adalah formulasi tablet effervescent. Pencarian literatur dilakukan menggunakan bantuan situs pencarian jurnal online Pubmed, dan ditemukan 21 artikel dari 265 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Review ini akan menggambarkan beberapa formulasi dan evaluasi sediaan effervescent serta penerapannya dalam beberapa sistem pemberian obat terbaru. Effervescent menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah tersebut. Rasa yang tidak enak serta kemampuan beberapa pasien terutama lansia dan anak kecil yang tidak dapat menelan tablet menjadi alasannya. Namun, salah satu masalah yang sering ditemui pada pasien dalam melakukan terapi dengan rute pemberian oral adalah adanya tidak kepatuhan dalam mengkonsumsi obat. Rute pemberian oral menjadi rute pemberian yang paling popular dan paling sering digunakan dalam pengobatan pasien.

Download farmakope indonesia edisi 4 tahun 1995